Pada 26 Januari, peretas membongkar CoinCheck, salah satu bursa crypto terbesar di Jepang, dan mencuri lebih dari 500 juta token NEM dari 260.000 akun klien. Perwakilan bursa tidak menyebutkan jumlah pasti pencurian. Peretasan semacam ini menyebabkan keraguan pada keamanan semua mata uang digital.
Penyebab pencurian adalah rentannya bursa CoinCheck karena token NEM tidak disimpan pada "cold wallet" melainkan pada "hot wallet", yaitu dompet yang terhubung langsung ke Internet. Presiden perusahaan Koichiro Wada membenarkan metode penyimpanan cryptocurrency tidak aman ini karena kesulitan teknis dan kurangnya staf.
Pendiri CoinCheck Yusuke Otsuka dalam konferensi pers di Bursa Saham Tokyo mengatakan perusahaan tidak mengetahui bagaimana cryptocurrency bisa hilang, namun menjamin mereka sudah melacak dana yang hilang dan berharap bisa memulihkannya. Perwakilan bursa bermaksud menggantikan kerugian dana yang hilang. Para klien akan menerima pembayaran dalam Yen Jepang. Lebih dari 90% kerugian akan dikompensasi atas biaya perusahaan.
Saat ini semua operasio dengan cryptocurrency NEM ditangguhkan, termasuk penarikan dan penyetoran dana. CoinCheck berusaha meningkatkan keamanan siber dan bermaksud mengembangkan "sistem pelabelan otomatis/automated labeling system" yang akan melacak dana yang dicuri dari bursa dan mencatat alamat semua dompet yang koinnya mengalami pencurian.
"Sudah lama dikatakan bahwa cryptocurrency adalah sebuah sistem yang solid, tapi bursa cryptocurrency tidak demikian. Insiden ini menunjukkan masalah tersebut sama sekali belum dipecahkan. Jika Coincheck gagal dalam manajemen krisis, ini bisa jadi pukulan telak terhadap demam cryptocurrency saat ini," demikian yang dipercayai NLI Research Institute, perusahaan analisis keuangan Jepang.
oleh , 28/01/2018
Artikel ini mencerminkan pendapat pribadi dan tidak dapat diinterpretasikan sebagai saran investasi, dan/atau penawaran, dan/atau permohonan untuk melakukan transaksi keuangan, dan/atau jaminan, dan/atau ramalan peristiwa yang akan datang.
Buka Akun